Borobudur, candi Buddha terbesar di dunia, terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Sebagai salah satu warisan budaya dunia yang terdaftar dalam UNESCO, Borobudur tidak hanya memiliki nilai arsitektur yang luar biasa, tetapi juga menyimpan sejarah yang kaya dan penuh makna. Artikel ini akan mengupas perjalanan Borobudur dari masa kejayaannya hingga upaya pemulihannya.
Awal Mula dan Kejayaan Borobudur
Borobudur di bangun pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi oleh dinasti Syailendra. Arsitektur candi ini merupakan contoh megah dari seni dan teknik pembangunan pada masa itu, dengan lebih dari 2 juta blok batu yang tersusun menjadi struktur berundak. Borobudur di rancang sebagai tempat ziarah bagi umat Buddha, yang menggambarkan perjalanan menuju pencerahan melalui relief-relief yang menghiasi dinding candi.
Candi ini terdiri dari sembilan platform, enam persegi dan tiga lingkaran, yang melambangkan perjalanan spiritual menuju nirwana. Di puncak candi terdapat stupa besar, yang melambangkan pencapaian tertinggi dalam kehidupan spiritual.
Pada masa kejayaannya, Borobudur menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya, menarik banyak peziarah dan pengunjung dari berbagai penjuru. Candi ini juga menjadi simbol kebangkitan ajaran Buddha di Asia Tenggara, dan berperan penting dalam penyebaran agama tersebut.
Penurunan dan Pengabaian
Namun, pada abad ke-14, dengan berkembangnya Islam di pulau Jawa, Borobudur mulai ditinggalkan. Kegiatan keagamaan yang berpusat di candi ini berkurang, dan seiring berjalannya waktu, Borobudur terabaikan. Alam pun mulai mengambil alih, dengan tanaman merambat yang tumbuh di sekitar candi, dan erosi yang mengancam struktur bangunan.
Pada abad ke-19, Borobudur ditemukan kembali oleh seorang arkeolog Belanda, Johannes Heinrich Cornelius, yang melakukan penelitian dan pemetaan terhadap candi tersebut. Penemuan ini memicu minat baru terhadap Borobudur, tetapi juga mengungkapkan betapa terabaikannya kondisi candi pada saat itu.
Upaya Pemulihan dan Konservasi
Pentingnya Borobudur sebagai warisan budaya dunia memicu berbagai upaya pemulihan dan konservasi. Pada tahun 1907, pemerintah kolonial Belanda memulai proyek restorasi besar-besaran, yang berlangsung selama beberapa dekade. Upaya ini melibatkan pengangkatan batu-batu yang rusak dan penggantian bagian-bagian yang hilang dengan menggunakan teknik yang sesuai dengan cara asli pembangunannya.
Restorasi ini berlanjut setelah kemerdekaan Indonesia, dengan dukungan internasional, terutama setelah candi ini terdaftar sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Proyek pemulihan modern menggunakan teknologi canggih untuk memantau dan memperbaiki struktur Borobudur, serta menjaga keaslian seni dan budaya yang terkandung di dalamnya.
Setelah gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta pada tahun 2006, Borobudur kembali mendapatkan perhatian besar. Meskipun candi ini mengalami kerusakan, upaya pemulihan segera dilakukan untuk menjaga keberlanjutan dan integritas situs bersejarah ini.
Borobudur Hari Ini
Kini, Borobudur bukan hanya menjadi tujuan wisata utama di Indonesia, tetapi juga simbol persatuan dan keragaman budaya. Setiap tahun, ribuan wisatawan, baik lokal maupun internasional, mengunjungi candi ini untuk menyaksikan keindahan dan keagungan arsitekturnya. Berbagai kegiatan, seperti ritual keagamaan, festival budaya, dan penelitian akademis, terus berlangsung di Borobudur.
Dengan adanya upaya konservasi yang berkelanjutan, Borobudur diharapkan akan tetap menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan budaya Indonesia selama berabad-abad mendatang. Candi ini tidak hanya merupakan warisan bagi umat Buddha, tetapi juga bagi seluruh umat manusia sebagai simbol kemegahan dan kekayaan budaya.
Kesimpulan: Sejarah Borobudur adalah perjalanan yang panjang dan penuh liku. Dari kemegahan sebagai pusat spiritual hingga tantangan dalam pemulihan, Borobudur menunjukkan kekuatan warisan budaya yang dapat bertahan menghadapi waktu. Melalui upaya pemulihan yang berkelanjutan, Borobudur akan terus bersinar sebagai salah satu keajaiban dunia yang patut terjaga dan di lestarikan.
Baca Juga Artikel Berikut Di : Vivirdepie.Online